29/03/2022

Disabilitas Menjadi Isu Prioritas dalam Pertemuan G20 Bidang Ketenagakerjaan

Disabilitas Menjadi Isu Prioritas dalam Pertemuan G20

Tahun ini Indonesia berkesempatan memegang Presidensi G20. Tema Presidensi G20 Indonesia 2022 adalah “Recover Together, Recover Stronger”.  Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Nah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah memberikan sambutan dalam pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan di Jakarta, yang berlangsung pada 8 hingga 10 Maret 2022 silam menyampaikan bahwasanya di masa pandemi Covid-19, kelompok yang paling rentan ketika kehilangan pekerjaan adalah teman-teman penyandang disabilitas. Apa pasal? Menaker menjelaskan bahwa beban yang mereka rasakan akan terasa dua kali lipat lebih berat dibanding tenaga kerja non disabilitas pada umumnya.

“Bagi penyandang disabilitas, kehilangan pekerjaan bisa sangat memukul perekonomian. Situasi ini akan menimbulkan beban yang tidak proporsional mengingat mereka perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk menunjang keterbatasan fisiknya. Mereka membutuhkan perawatan khusus seperti peralatan atau jasa tertentu guna mendukung aktivitas sehari-hari,” ungkap Menaker di hadapan delegasi anggota G20.

Oleh karena itu, penciptaan lapangan pekerjaan yang layak dan inklusif menjadi salah satu solusi terbaik untuk melindungi penyandang disabilitas. Lapangan pekerjaan yang layak dan inklusif akan menjamin akses mereka untuk masuk ke dunia kerja. Menaker juga menyoroti fenomena tren pertumbuhan dunia kerja global yang cepat, berkelanjutan, dan inklusif. Untuk mengantisipasi hal tersebut Indonesia telah memiliki strategi penciptaan tenaga kerja kompeten yang sanggup beradaptasi dengan perubahan dunia kerja akibat disrupsi teknologi.

Dalam hal ini, Menaker menyadari jika dalam menyiapkan tenaga kerja yang kompeten dibutuhkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan. Saat ini Kemnaker terus mendorong swasta baik perusahaan atau masyarakat umum untuk berkontribusi menciptakan tenaga kerja kompeten melalui pendirian lembaga pelatihan kerja.

Menaker mengatakan, “Kami menyadari penciptaan lapangan kerja yang berkualitas harus dibarengi dengan penyediaan tenaga kerja kompeten. Oleh karena itu, pelatihan keterampilan (skilling), pelatihan keterampilan baru (reskilling), dan peningkatan keterampilan (upskilling) yang berkelanjutan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan dunia kerja. Langkah ini penting untuk meyakinkan para pekerja bahwa kompetensi dan keterampilan mereka relevan dengan dunia kerja yang cepat berubah,”. Itulah sebabnya, pertemuan ini jadi momen yang tepat untuk berbagi pengalaman di antara negara anggota G20 dalam hal penciptaan tenaga kerja kompeten melalui pelatihan kerja.

Selanjutnya, pada hari kedua pertemuan pertama Kelompok Kerja Bidang Ketenagakerjaan G20 atau Employment Working Group (EWG), Indonesia melibatkan Engagement Group dalam pembahasan isu prioritas. Adapun, isu prioritas yang dibahas mengenai pasar kerja inklusif dan penyandang disabilitas. Sekretaris Jenderan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Anwar Sanusi berharap, pelaksanaan EWG G20 dapat menghasilkan output kesepakatan bersama dalam menciptakan pesar kerja inklusif.

Categories

Related Posts